Bismillah…
Hidup mengajarkan kita untuk bertahan
Melatih kita untuk berlari dalam keterbatasan
Menguji nyali kita hingga di titik akhir ketidakberdayaan
Bahkan, ia mampu menjadi duri-duri tak berkeseduhan di jalan-jalan perjuangan
Sebab, hidup adalah waktu sebelum kita meraih 2 kemungkinan
Kesuksesan dari usaha, atau kekalahan karena kelalaian
Manakah yang akan kau pilih ?
kuingin mengajak alam pikirku untuk menikmati sisi lain dari pribadiku, berpikir secara mendalam tentang perjalanan waktu yang telah berlalu hingga hari ini. Mengaitkan satu-persatu kejadian yang tidak bisa kita katakan sebagai sebuah kebetulan, melerai tumpukan-tumpukan kertas kehidupan yang menjadi catatan sejarah setiap manusia, hingga menuliskan catatan-catatan kelam yang pernah tercipta, walau hanya untuk sekedar di raba. Pada akhirnya, tertuanglah sebuah kesimpulan. “Bahwa sejatinya hidup ada pada hidupnya hati kita”. Sejauh manapun engkau mengelana, seberapa tinggipun gelar pendidikan yang kau dapatkan, atau sebanyak apapun harta yang kau kumpulkan, selama hatimu telah mati, maka bisa dipastikan, engkau tak pernah merasa puas dan berhenti untuk mengejar dunia. Sebab keinginan untuk melapangkan hidup kita, tanpa memperhatikan kelapangan hati kita, akan berakhir pada titik TIDAK TERBATAS yang akan terus berlanjut hingga dunia melelahkanmu.
Sudah 1 tahun aku mengembara jauh dari negeri tercinta. Menelisik cerita yang pernah kuimpikan sebagai wujud realisasi berbagai cita, bahkan, pengembaraanku adalah lambang capaian terbaik yang pernah kurasakan dalam hidupku. Berbagai asa, keinginan, harap dan semua yang terangkum dalam kalimat masa depan telah kubawa bersama kotak rahasia yang kusimpan erat di dalam jiwa. Mencoba menguatkannya detik demi detik hingga semua yang tersembunyi di dalamnya, akan semakin berkilau, kemudian, merekalah yang akan menjadi penuntun jalanku hingga mampu kuretas kepingan-kepingan cita yang berserakan. Hanya saja, ternyata semua tak semudah yang dibayangkan. Kita punya fitrah sebagai manusia, kita punya tumpukan kenangan masa lalu yang kelam, kita punya kekuatan jiwa yang tak selalu stabil, bahkan, meskipun semua kekuatan telah coba kita kumpulkan, namun retak-retaknya jalan yang pernah ada pelan-pelan akan menguraikan semua kekokohan yang telah kita bangun. kelemahan-kelemahan ini menjadi senjata ampuh bagi para musuh malaikat untuk mengalihkan jalan kita menuju jalan kegagalan.