Letter to my love – 6

Bismillah…

Suara-suara alam dalam warna senja yang indah, membisikkan bait-bait rindu pada sang kekasih. Mengenangnya dalam cinta yang menggenang, menjiwainya dalam rasa yang tenang. Aku memikirkannya. Melamunkan senyumannya, mengimajikan kehadirannya. Beginilah cinta, candunya memabukkan, rasanya begitu menggetarkan.

Namanya tersebut laksana penawar dahaga berkepanjangan. Sentuhannya adalah tangan malaikat yang menyembuhkan. Bahagianya adalah bahagia semua rasa yang pernah ada. Kehadirannya adalah warna-warna puisi di langit musim semi Kyoto yang indah. Aku menyadari, rasa cintaku telah begitu jauh untuknya.

bertiga

Baca lebih lanjut

Musim Semi di Kyoto

Bismillah…

Aku menatap dari jendela kereta Haruka yang membawaku dari Kansai menuju Kyoto dengan perasaan campur aduk. Senang karena menginjakkan kaki lagi di negeri sakura ini, juga bingung dengan apa yang telah terjadi dalam 2 bulan terakhir. Wajah Kyoto yang mulai nampak setelah perjalanan lebih dari 30 menit seperti memutar kembali memori otakku mengingat perjalananku tahun lalu di sini. Aku sendiri tidak pernah terpikirkan akan kembali lagi ke negeri ini setelah perjalanan hampir dua pekan di musim panas tahun lalu. Takdir dan kerja keras adalah dua hal yang akan menjadi alasan kenapa kita harus hidup. Engkaulah yang mengubah nasibmu bukan orang lain.

Perjalananku ke Kyoto kali ini terasa berbeda karena tanpa kehadiran supervisorku. Aku melakukan perjalanan panjang berkeliling Kyoto tahun lalu bersama beliau. Dari perjalanan dengan kereta yang satu dengan yang lain hingga berganti dengan Taxi dan bus yang terkadang kita naiki. Kali ini, aku lebih merasai indahnya Kyoto dan mengamati Jepang dengan lebih jernih. Menikmati langkah kakiku ketika turun di stasiun Inari setelah berlelah-lelah seharian di lab Coastal Engineering, DPRI-Kyoto University. Juga menikmati sejuknya udara musim semi dengan mataharinya yang menghangat. Kyoto terasa nikmat, sehangat menyeruput teh di Danau Linow, Sulawesi Utara sembari menikmati pemandangan menakjubkan disekelilingnya.

KyotoUniv Baca lebih lanjut

Journey to PhD (35) – Separoh Jalan

Bismillah…

Langit Kyoto mendung hari ini. Menyapaku dalam udaranya yang sejuk. Seperti memberi pesan bahwa aku sedang berada di antara ruang perjalanan antara Indonesia dan Inggris. Di awal Mei ini, aku kembali menginjakkan Kyoto. Sebelas bulan yang lalu, kota yang penuh sejarah ini merekam manis perjalanan menjadi visiting PhD researcher di Disaster Prevention Research Institute (DPRI) – Kyoto University. Menghabiskan lebih dari satu pekan menggali pengalaman untuk diriku yang masih terlalu polos sebagai seorang PhD student. Baru enam bulan perjalanan studiku kala itu ketika pesawat Malaysia Airlines menerbangkanku menuju Kansai International Airport-Osaka.

Dan malam ini…

Sudah separoh perjalanan studi PhD-ku. Hanya syukur yang bisa terucap karena tak ada yang mampu mereprsentasikan semua kenikmatan yang sudah diberikan oleh-Nya.

Telalu banyak faktor luck dalam studi S3

UoB

Baca lebih lanjut