Journey to PhD (44) – Menuju Garish Finish

Bismillah…

Ini adalah rangkuman cerita bertajuk Journey to PhD”. Semua tulisan dalam tema ini akan mengangkat kisah studi saya juga termasuk dalam Self Monagement Writing project.

Menjelang berakhirnya studi S3, berikut adalah kerjaan marathon setelah balik liburan summer di Indonesia kemarin:

(1) Major revision journal NHESS: Natural Hazard and Earth System Sciences.

Gara-gara major revisi journal ini pula, saya yang seharusnya submit Ph.D thesis bulan Agustus kemarin, tertunda hingga Oktober. Supervisor bilang:

“Kamu mau dapat big congratulation gak pas sidang nanti? atau mau lulus aja?”

Dalam hati sudah pengen nonjok bilang lulus aja sudah cukup. Tapi saya keinget terus dengan perkataan Prof. Ericsson: sesuatu yang ketika kamu SENGSARA mengerjakannya, itu berarti kamu sedang naik tingkat skillnya. Jadi bertahanlah.

Akhirnya saya mutusin ikut saran supervisor dan major revisionnya dikerjain berbarengan dengan Ph.D thesis saya. Saya bisa saja excluding hasil major revisi ini di thesis, tapi sayang jika hanya di journal. Demi kualitas Ph.D thesis yang lebih baik, ta jabanin. Ini once in a lifetime, jadi jangan disia-siain.

Kesel sudah diubun-ubun. Mungkin one of the most stressful moment during my Ph.D. Ibaratnya ente sudah mau nyentuh garis finish, tiba-tiba pingsan bentar. hahahaha..

Sebelum pulang kemarin, dengan tingkat dongkol mau nonjok muka supervisor, saya mengerjakan semua analisis dengan sabar. Harus belajar lagi dari nol simulasi gempa yang dulu hanya jadi rencana tahun pertama untuk dikerjakan, tapi dibatalkan karena sudah terlalu extensive riset S3 saya. Alhasil, rencana itu dibuka lagi dan dikerjakan lagi. 1 bulan penuh saya selesaikan analisis sebelum balik ke Indonesia.

Sampai di Bristol, September kemarin, saya ngebut selama 2 pekan mengejar nulis hasil analisis, perbaikan data yang dikerjakan, hingga bolak-balik revisi bersama supervisor. Manuscript yang sebelumnya 10rb kata membengkak jadi 15rb kata. Mau gimana lagi ini tuntutan reviewer.

Singkat cerita, saya berhasil menyelesaikan semuanya di akhir bulan September, bersamaan dengan wajah submit Ph.D thesis sudah mulai di depan mata. Ibarat pingsan tadi, sekarang sudah sadar lagi. hahahaha…

(2) Minor revision journal CG: Computers and Geosciences

Sama dengan NHESS, jurnal CG juga jurnal bagus (Q1 untuk spesifik bidangnya). Hanya saja, kali ini saya beruntung. Paper ini sudah accepted dengan very minor revision sebelum pulang. Jadilah saya kerja pararel ngoreksi jurnal NHESS bersama CG selama 3 pekan terakhir.

Paper ini jadi journal paper ke 4 selama Ph.D dan berakhir dengan apresiasi dari supervisor yang sudah tidak ingin saya tonjok lagi. Katanya: Well done, this is a very good work.

(3) Polishing Ph.D Thesis

Believe it or not, hari dimana saya mau submit Ph.D thesis saya, yang ketika itu sudah saya print manis-manis, harus terpaksa dibuang di tong sampah karena ternyata supervisor saya saranin nambah analisis berdasarkan major revision journal NHESS tadi.

Jadilah setelah revisi dua journal di atas, saya polishing lagi Ph.D thesis saya. Dikerjakan dengan sabar. Membaca hampir 300 halaman, memperhatikan satu demi satu referensi, gambar, tabel, dan sejenisnya. Sampe sempat diserang migrain beberapa jam padahal sudah menjaga ritme kerja agar tetap seimbang.

(4) Apply funding untuk field investigation di Mexico

Ditengah kesibukan journal dan Ph.D thesis, saya juga menyempatkan apply funding untuk field investigation pasca gempa di Mexico yang didanai The Earthquake Engineering Field Investigation Team (EEFIT), UK. Entah diterima atau tidak, sepertinya saya akan cari akal untuk berangkat. Jika gagal didanai EEFIT, supervisor saya akan diperas. Keterlaluan jika dia menolak, dia baru saja menang 2 grant besar yang dananya bisa buat gajiin 6 postdoctoral. 😀

(5) Mangadu nasib dengan EPSRC Impact Acceleration Account (IAA)

Sama dengan the EEFIT funding, saya juga lagi mengadu nasib dengan EPSRC IAA funding untuk melanjutkan riset S3 setelah lulus nanti. Dana ini sebenarnya lanjutan dari riset supervisor saya dan 90% bakalan lolos. Tapi saya harus mempertimbangkan banyak hal sebelum apply, karena kemungkinan harus bolak balik London-Bristol (part time) untuk bekerja di ARUP sebagai bentuk aplikasi industri untuk riset S3 saya.

Apapun nanti, belum saya putuskan, menunggu proses pencarian examiners Ph.D viva saya mencapai titik temu.

(6) Sedang menunggu terbitnya buku keempat

Disaat yang bersamaan, Editor Elex Media Komputindo mengabarkan jika buku saya bersama Fissilmi Hamida sudah masuk di dapur pengerjaan. Entah kapan, semoga akhir tahun ini sudah release.

Saya masih terus maratahon bekerja dan tetap dalam intensitas tinggi serta semangat yang belum padam. Perjuangan belum berakhir.

Yang lebih membahagiakan, saya berhasil mengontrol semua aktivitas riset saya ini dengan jam kerja hanya 4 jam/hari selama weekdays.

Salam semangat dan terus bergerak!

3 komentar di “Journey to PhD (44) – Menuju Garish Finish

Tinggalkan komentar