Lakukan 4 hal ini agar kamu bisa move on

Masih mencintai seseorang meskipun dia sudah milik orang lain? atau masihkah sampai saat ini kamu berharap akan adanya keajaiban bahwa si dia adalah jodohmu yang akan berakhir di pelaminan?

Tidak usah merasa sendiri dan terkucilkan karena hal ini dialami banyak orang. Dalam sebuah hasil riset [1], meskipun sudah dilakukan lebih dari 20 tahun yang lalu, lebih dari 90% mereka yang deeply dan passionately in love pernah ditolak orang yang dicintainya. Saya yakin dan percaya di luar sana banyak yang senasib denganmu. Jadi mulailah menyadari bahwa cinta yang tak berbalas adalah hal yang wajar dan yakinkan diri anda jika move on itu penting.

Biar bisa melupakan dia yang sudah terlanjur kamu cinta, juga mengurangi penyebab cinta lama bersemi kembali di kehidupanmu selanjutnya, maka kamu perlu mempertimbangkan saran-saran berikut:

(1) Mencintailah dengan wajar

sumber: INTERNET

Jika kamu saat ini sedang jatuh cinta atau memendam perasaan kepada seseorang. Maka cintailah ia sewajarnya. Pun jika kalian adalah sepasang suami istri. Sewajarlah mencinta dan membenci. Kontrollah perasaan anda agar tidak terobsesi dengan cinta yang berlebihan. Pastikan agar pikiran kalian tidak dipenuhi dengan imajinasi orang yang kamu cintai agar tidak tumbuh menjadi perasaan ketergantungan yang berlebihan. Bagi siapun kita, perpisahan adalah keniscayaan. Maka mencintai sewajarnya adalah cara agar kita bisa melepaskan keresahan yang mendalam ketika waktu perpisahan itu tiba. Entah karena kematian atau karena penolakan. Entah kamu diterima cintanya atau suatu saat ditolak lamarannya, kita pasti akan mengalami kehilangan. Maka cintailah sewajarnya.

(2) Jauhi semua hal tentangnya

sumber INTERNET

Jangan menjadi stalker orang yang kamu cintai. Jangan menghabiskan waktumu memandang foto demi foto orang yang kamu cintai, apalagi sampai menguntitnya. Semakin sering kamu berinteraksi dengannya, semakin kuat pula perasaan anda. Beberapa hasil riset yang dilakukan oleh psikolog dan neurolog sudah gamblang memberitahukan kita, bahwa melihat orang yang kita cintai, justru mengaktifkan semua neuron dalam otak yang berkaitan dengan reward system [2-3]. Maka lupakanlah dengan berhenti melakukan interaksi melalui apapun dengannya.

(3) Carilah cinta yang baru

sumber: INTERNET

“All you need is love.

All you need is love.

All you need is love, love.

Love is all you need.”

(The Beatles, Love is all you need)

Lirik lagu The Beatles yang direlease tahun 1967 ini bisa menjadi pesan ampuh bagi kalian yang patah hati. Karena cara paling ampuh menyembuhkan patah hati adalah menggantinya dengan perasaan cinta yang baru [2-4]. Betul bahwa perasaan cinta melibatkan ikatan emosional yang kuat dan membutuhkan paling cepat 3 bulan untuk menyembuhkan rasa sakit hati [5]. Namun sistem otak kita yang berkaitan dengan reward system tadi bisa kita bangun kembali dengan menemukan seseorang yang baru. Yang bisa kamu cintai dan pastikan akan kamu miliki sepanjang hidupmu. Jadi jika masih susah untuk move on, maka temukan seseorang yang kamu anggap akan menjadi pendamping terbaikmu. Lamarlah dia agar tidak meninggalkanmu dengan yang lain. Lalu menikahlah agar kalian bisa membangun reward system yang lebih terpercaya.

(4) Hanya waktu yang bisa menyembuhkan

sumber: INTERNET

Kalimat “hanya waktu yang bisa menyembuhkan” mungkin sering kita dengar tentang patah hati. Namun ternyata, saran ini justru dibuuktikan dengan hasil-hasil riset biologis melalui kondisi otak lewat gambar-gambar MRI [6-7]. Semakin lama seseorang mengakhiri hubungannya dengan orang yang dia cintai, maka semakin berkurang pula aktivitas di otaknya yang berkaitan dengan reward system tadi. Maka bersabarlah. Hentikan interaksi dengannya dan biarkan waktu yang memnyembuhkan semua luka hatimu.

Selamat mencoba dan merenungi kisahmu sendiri.

[1] Baumeister et al. Unrequited Love: on hearthbreak, anger, guilt, scriptlessness and humiliation. J. Pers. Soc. Psychol 64: 377-394, 1993: http://psycnet.apa.org/fulltext/1993-25463-001.html

[2] Fraschela et al. Shared brain vulnerabilities open the way for non-substance addictions: Carving addiction at a new joint? Ann N. Y. Acad. Sci. 1187: 294-315, 2010: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20201859

[3] http://greatergood.berkeley.edu/article/item/this_is_your_brain_on_heartbreak

[4] https://www.psychologytoday.com/blog/the-science-willpower/201202/4-science-based-strategies-getting-over-ex

[5] http://www.essence.com/2014/12/10/how-long-it-really-takes-get-over-breakup-says-science

[6] Fisher et al. Reward, Addiction, and Emotion Regulation Systems Associated With Rejection in Love. J. Neurophysiol 104: 51-60, 2010: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20445032

[7] Aron et al., 2005a. Aron A, Fisher H, Mashek DJ, Strong G, Li H, Brown LL. Reward, motivation, and emotion systems associated with early-stage intense romantic love. J Neurophysiol 94: 327–337, 2005a: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15928068

Tinggalkan komentar