Bismillah…
Kadang waktu memenjarakan makna
Namun jangan biarkan ia memenjarakan rasa..
Biarkanlah ia terejawantahkan bersama kata
Meski kadang banyak orang akan sering bertanya..
Puisi..
Sastra..
Dan semua tentang nyanyian kehidupan, akan terangkum di halaman ini..
Selamat menikmati..
Taipei, Juli 2010
~ Yusuf Al Bahi ~
“PROMISE”
Ketika kuntum-kuntum sakura mulai berjatuhan
Ketika langit malam tak berbintang
Ketiga gelapnya bumi hanya bersama sang bulan..
Kutitipkan setangkai cinta yang tersemai..
Ia memendar…
Setelah sekian lama seperti tak ada harap
Ia berkilau..
Setelah sekian lama kusimpan erat-erat..
Kutitipkan semuanya untukmu..
Hingga bintangpun tak mau datang malam ini..
Semuanya telah kuambil dan kupersembahkan bersama cintaku..
Dan senyummu..
Serta hatimu..
Telah kau titipkan disini..
Di seluruh langit hatiku..
Ia menjadi bintang..
Bersinar..
Terus bersinar..
Meski langit sedang hujan..
Taipei, 12 Juli 2010
~ Inspiring from the Song “Promise”~
“Tertulis Kembali”
Senja itu akan selalu terkenang
Meski malam selalu saja tak mau tahu untuk menggantikannya..
Aku menyesal karena tak mampu menghentikannya..
Namun seperti takdir.. Siang itu akan selalu hadir.. dan senjapun hanya akan berlalu dalam waktu yang tak begitu lama..
Hanya saja, ini seperti kepedihan diam-diam
Menahan sesak karena ketidaksanggupan
Menghapus semua keinginan ketika alam tak bisa membersamainya..
Sekali lagi, ini seperti kepedihan diam-diam
Bergumul dalam ketidakberdayan..
bertahan bersama nafas yang tersengal..
Hanya bulan yang tahu tentang indahnya malam
Dan hanya air yang mengerti kenapa ia harus ada ketika hujan..
Maka cukuplah semua usaha itu menjadi jawaban dari semua pertanyaan..
Aku akan diam…
Hingga kelak…
Purnama yang tak bernama akan datang bersama selaksa warna dalam bahagia…
Taipei, 1 Juli 2010
“SEPERTI”
Seperti senja..
Aku hanya sementara
Indah sejenak..
Lalu kelam dalam diam..
Seperti sang fajar..
Aku hanya benderang dalam keindahan..
Namun kemudian menghilang..
Buram dan legam..
Ingin melangkah..
Jauh ke tempat yang sepi
Tempat dimana hanya ada aku, harapku, dan semua kenangan yang pernah membuatku ada..
Aku hanya ingin melangkah..
Meski jejakku tak lagi sekuat dulu..
Biarkan kubergelut dengan purnama
Kubertaruh dengan wajah tak bernama..
Hingga kelak aku sendiri yang akan menyesal
Karena berani berkata tentang ketiadaan..
Mungkin saja aku salah melangkah
Hingga malamku menjadi semakin siang
Dan siangku menjadi semakin gelap..
Bisakah kumenjadi embun
Sedang pagi seperti tak mau datang ?
Atau..
Aku sedang berada pada tempat yang tidak semestinya
Seharusnya aku hadir untuk sebuah kebenaran bukan kesemuan..
Taipei, 29 Juni 2010
Menjelang summer..
like this………….
“SESAK”
Sesak rasanya nafas ini
Bergemuruh perlahan namun seperti menghilang
Aku kalah…
Kalah lagi…
Untuk kesekian kalinya
Tak mau tahu dan enggan untuk beranjak mungkin bukan solusi, namun ia seperti duri kecil yang tersimpan di ujung kuku…
Perih dan melukai
Aku tak suka dengan keadaan ini
Aku butuh mereka yang bukan hanya sekedar bersuara tapi juga mau mendengar..
Keyakinanku yang akhirnya mendefenisikan semuanya
Ternyata, sajak-sajak tentang syurga masih terlalu dini untuk kukatakan mampu kupahami..
Dan keyakinanku takkan kubiarkan berteman tanpa harapku..
Aku masih berharap, kakiku masih kokoh berdiri mengejar-Mu..
Jiwaku masih terus menangis karena merindu-Mu..
Taipei, 16 Juli 2010
Subhanallah…
indah sekali
Ini puisi siapa?
Punya almunhandis yaa?
Itu nama aslinya?
saya senag dgan puisi yang kmu buat…..
Terima kasih..
semua puisi nya sangat menyentuh,,,hanya orang2 yang menghargai perasaan dan kata-kata yang mampu memahami puisi anda…saya belum tentu bisa seperti anda…indah sekali…
Terima kasih mba Nina..
Salam kenal 🙂
Ketika pagi beranjak
Awan berarak
Ada satu kata yang masih tertinggal..
Masih hijau rumput dipadang itu
Masih biru kilaunya langit di tempat itu..
Namun yang tertinggal, selalu akan membekas..
Selamat berjuang
Semoga kenangan yang terpatri
Memberi arti di dalam diri..
– Xindian, di suatu pagi –
29 September 2010
hmm………………
salut sama kamu, kamu menulis sebagus itu.. terus berkarya yaa..
Terima kasih..
Salam semangat.. 😀
bagus!
kaya diksi
persajakan ok.
makna, bukan hanya sekedar.
Bravooo!
semuanya bagus.
mudah-mudahan ada kumpulan yg lebih bagus lagi kak.
semangat 🙂
“Hanya saja, ini seperti kekaguman diam-diam
bait demi bait tak bosan ku perhatikan”
Puisinya bagus.. Sukaa 🙂
puisi yang sangat indah…
Ping balik: Sesak | Little L
begitu indah dipandang kesadaran(http://puisiwisnu.blogspot.com)
Yang pertama keren mas, diksi (pemilahan katanya) pas sama bunyi vikal konsonan sama vokal asli. Mantap deh. Dua jempol buat mas. Salam kenal dari saya 🙂